Translate

Senin, 17 Februari 2014

susahnya makan...

bukan anak-anak namanya kalau nggak bermasalah sama makanan.  nggak mau sayur-lah, maunya hanya ayam goreng, maunya pake kerupuk dan seribu satu alasan lain untuk menolak makanan.  si kakak yang sudah berhenti nge-dot sejak usia 3 tahun selalu nolak sayur dan karena kita makan di ruangan yang sama, penolakan ini jelas mempengaruhi si adik.  faiza jadi ikutan nggak mau sayur.

padahal dulu, sebelum mereka bisa memilih seperti sekarang, apa aja masuk dan nggak pernah ada keluhan seperti muntah, sakit perut atau gatal-gatal.  bayam, wortel, buncis, brokoli, ikan, daging, ayam, ati, semuanya.  kadang dimasak sup sampai lunak.  atau di blend jadi satu.  apalagi waktu bayi.  semua yang di blend dalam buburnya dilahap dengan nikmat.

lantas kenapa setelah besar jadi nggak bisa makan sayur-sayur itu lagi?

daripada saya pusing memikirkan sebab, saya lebih suka berpikir gimana caranya supaya mereka mau makan sayur lagi.  menipu anak dengan pengalihan saat makan seperti 'aaaaa, buka mulutnya, lihaaat ada pesawat atau aaaa, makan ya ntar ibu belikan sesuatu '  atau yang paling parah, ngekoooor kemana anak melangkah demi menyuapkan sesendok nasi nggak pernah saya lakukan.  dari awal saya selalu ngomong apa adanya.

kalau nggak mau makan nanti perutnya sakit karena lapar, boleh dicoba.  titik.  

sajian yang ada dimeja hanya nasi, sayur yang nggak disukai itu (bening bayam, sup yang ada brokolinya atau sayur asem yang ada kacang panjangnya) dengan tempe goreng.  kalau kita ingin dia makan makanan yang nggak disukai jangan sajikan makanan yang dia sukai disaat bersamaan, hehehe...

awalnya, si kakak menolak, memilih untuk berlapar ria.  ngintip kulkas bolak-bolik.  tentu saja isinya sudah saya pindah, menyisakan stuff yang memang nggak bisa disimpan di tempat kering.  si adik mulai merengek minta susu.  yah... saya harus teguh pendirian deh... makan dulu baru susu.  dengan semangat agak keder, makan siang gagal, coba lagi waktu makan malam.

cara ini saya dapat dari rajin nonton acara nanny 911.  waktu itu tayangannya bukan soal susah makan tapi tentang reward and punishment bagi anak yang suka membantah dan suka mengamuk.  namun ternyata bisa juga diterapkan ke masalah nggak mau makan ini karena point-nya adalah konsisten dengan target yang ingin kita capai.

ketika si kakak menunjuk spicy wings di freezer saya hanya menggeleng kalem sambil berkata santai, hari ini menu kita sayur bening bayam sama tempe goreng.  jangan beragumen, itu membuka celah bagi anak untuk mengeluarkan argumen yang lebih panjang dan meluluhkan pendirian karena sebenarnya anak-anak itu pintar, lebih pintar dari yang kita kira.  mereka mencatat dengan cepat dimana kelemahan kita sedangkan para orang tua lambat sekali mengetahui bagaimana make a deal dengan anak.

itulah sebabnya banyak orang tua yang selalu menuruti kemauan anak, karena mereka pintar. 

butuh waktu, sekitar 1 minggu dengan konsisten alhamdulillah, sekarang fida faiza udah mau makan bayam, lobak, wortel, brokoli, buncis, sawi daging, ikan, ayam, daging sapi, yah... hampir semua sayuran kecuali yang pahit-pahit.  kalau yang pahit sih saya juga masih sesekali aja makannya karena nggak suka juga, heheheee...





double F team yang ekspresif

ta-daaa... inilah hal yang membuat my world so wonderful, fida, april 2014 ini akan berusia 7 tahun dan faiza, juli 2014 ini akan berusia 4 tahun.  keduanya adalah anak yang ceria dan ekspresif.  hal yang menarik, sedih, mengejutkan, seram, apapun, selalu ditanggapi dengan ekspresif.  misalnya, menyambut ayah pulang kerja.  dulu, sebelum ayahnya kerja diluar kota setiap sore akan ada teriakan membahana "Ayaaaahhhhh!!!"  seolah mereka sudah berhari-hari nggak ketemu.  fida akan berlari menyongsong sang ayah sambil merentangkan tangan.  kebiasaan yang menular kepada faiza bahkan sebelum faiza bisa berjalan mantap dan bicara jelas.

apalagi sekarang, ayah kerja diluar kota, ketemu seminggu sekali, kadang dua minggu sekali.  kehebohan tidak berhenti sampai acara penyambutan tapi berlanjut dengan sekeranjang cerita yang dilewatkan ayah selama seminggu atau dua minggu itu.

waktu berlalu, kalau dulu fida mendominasi sekarang faiza mulai ikut ambil bagian.  kalau dulu faiza adalah supporter setia yang akan menganggukkan kepala sambil berkata iya sekarang dia juga punya cerita.
fida faiza sering rebutan cerita, fida menaikkan nada bicara, faiza juga, semua ingin didengarkan diwaktu yang sama.

cara menenangkannya adalah mengajak mereka berdua pindah dari tempat dimana awalnya mereka bertiga berkumpul.  kalau semula mereka bertiga di teras depan, pindah deh kedalam.  waktu yang dibutuhkan untuk melangkah ke dalam rumah itu hanya semenit atau dua menit namun cukup untuk membuat fida faiza sama-sama menurunkan adrenalin.

di dalam rumah yang merupakan lokasi baru, ayah harus buka suara lebih dulu daripada anak-anak, take control gitu, kemudian membagi giliran.  tidak ada penawaran seperti "siapa yang mau cerita duluan?"  kan udah ketahuan kalau dua-duanya mau cerita duluan.  maka ayah harus punya alasan bagus ketika memilih salah satu anaknya sebagai pencerita pertama.

biasanya fida mau saja mengalah tapi tetep harus ada alasan yang bener-bener bagus sehingga fida tidak merasa dikondisikan 'harus ngalah melulu dari adiknya'.

bukankah orang tua sering melupakan hal ini?  anak-anak bukan orang dewasa yang sudah paham konsep 'mengalah'.  ketika jarak kelahiran terlalu dekat, ketika perhatian yang mestinya masih dicurahkan secara penuh itu terbagi, kita harus dua kali lebih bijak dan berhati-hati dalam bersikap dan bericara.

anak memang tidak akan komplain tapi mereka punya perasaan yang sama seperti kita orang dewasa.  yang juga harus diperhatikan adalah, kegiatan sehari-hari ini merupakan materi belajar yang tersimpan dengan baik seperti peti harta karun hingga suatu waktu nanti dimasa depan sengaja atau tidak, bisa diketemukan lagi.

kalau harta karunnya berisi kebaikan maka bahagialah hidup anak itu.  kalau harta karunnya berisi keburukan maka (kemungkinan) hancurlah hidup anak itu.
.
saat ini, yang kami lakukan sebagai orang tua adalah berusaha adil saja.  hal sederhana yang rumitnya setara dengan mengurus dua negara sekaligus, hehehe...

nah ini dia penampakan double F team yang ekspresif itu.


faiza
fida


Minggu, 16 Februari 2014

belajar nge-blog

keinginan untuk punya blog sendiri sebenernya udah lama tapi hati baru tergerak untuk belajar membuatnya dua minggu terakhir ini.  awalnya saya berniat kursus pada seorang teman yang lancar banget kalau berurusan sama dunia internet tapi karena kesibukan yang kagak ada habisnya sebagai emak rumahan yang lagi merintis usaha rumahan kecil-kecilan di rumah, halah... muter aja kalimatnya, akhirnya saya nekat deh belajar sendiri.

so far so good... setidaknya saya bisa bikin entri yang isinya pasti bakal seputar curcol ala emak rumahan, hehehe...

tak apalah, sesuai deskripsinya, ini adalah dunia kata dengan pemikiran apa adanya dan aktivitas-aktivitas sederhana yang ceria.

happy reading buat siapa aja yang sempat mampir.  share ide anda, se-simple apapun, sekonyol apapun (kadang kita merasa ide kita konyol bukan?)  karena who knows, sesuatu yang sederhana dan konyol itu merupakan awal something huge.

regards...